Mesjid Tua Asasi Sigando

Mesjid ini termasuk salah satu mesjid tertua yang ada di Sumatera Barat.

Minang Village

Di tempat ini banyak terdapat kampung Minangkabau dengan berbagai bangunan rumah adat dari berbagai kabupaten dan kota di Sumatera Barat.

Kuliner Kota Padang Panjang

Banyak terdapat kuliner khas Kota Padang Panjang yang sangat memanjakan lidah.

Silat "Lanyah"

Ini salah satu silat tertua di Kota Padang Panjang , Silat ini dahulunya digunakan untuk pertahanan diri dalam melawan penjajah.

Pusat Sejarah dan Dokumentasi Kota Padang Panjang

Seluruh sejarah dan dokumentasi Kota Padang Panjang disimpan disini , dari Jaman Penjajahan Sampai Sekarang .

Jumat, 18 Maret 2016

3 Wisata Kuliner Padang Panjang yang Sayang Bila Dilewatkan

1. Sate Mak Syukur

 

Bila Anda menuju Bukittinggi dari arah Padang, Anda akan menemukan rumah makan Sate Mak Syukur ketika memasuki Jalan Sutan Syahrir, Padang Panjang. Wisata kuliner Padang Panjang yang terkenal sampai ke Jakarta ini terletak di sebelah kiri jalan dari arah Padang. Papan namanya yang besar dan parkirnya yang luas memudahkan Anda menemukannya. Tak sampai 10 menit setelah memesan, sate berbumbu kuning ini sudah siap terhidang di depan Anda.
Tak seperti sate lain yang umumnya berjumlah 10 tusuk per porsinya, sate padang Mak Syukur hanya menyajikan 7 tusuk untuk satu porsi. Sate yang bertabur bawang goreng ini sengaja disajikan di atas daun pisang, sehingga menambah kenikmatan. Meski satu tusuk hanya terdiri dari tiga iris daging, irisannya cukup besar. Ini masih ditambah dengan 1,5-2 buah katupek atau ketupat yang dijamin akan membuat Anda kenyang.

Ditambah lagi, saus kentalnya yang beraroma rempah itu juga berlimpah menutupi ketupat dan daging sate. Anda bisa menyendok kuahnya dengan menggunakan sobekan daun pisang yang dilipat. Dagingnya yang empuk tak lepas dari cara memasaknya. Daging direbus sampai matang betul selama 1-2 jam, baru setelah itu diiris-iris. Ketika dipesan, barulah daging dibakar. Sementara, rasa gurih tak lepas dari pemilihan bagian punuk sapi yang memiliki sedikit lemak.
“Ketika dibakar, keluar minyaknya, sehingga daging terasa manis,” ujar Oyong (45), pengelola RM Sate Padang Mak Syukur di Padang Panjang. Air kaldu sisa rebusan daging kemudian digunakan untuk membuat kuahnya. Air kaldu dicampur dengan bumbu-bumbu rempah, lalu dicampur tepung beras.
Menurut Oyong, "Satenya tidak menggunakan santan seperti yang lain,” imbuhnya. Selain menyediakan sate daging, di rumah makan yang luas ini Anda juga bisa menikmati sate jeroan sapi seperti jantung, hati, dan lidah.

Pada awalnya, Mak Syukur mulai berjualan sate padang dengan cara berkeliling di sekitar Pasar Padang Panjang, sekitar tahun 1950. Pada tahun 1970-an, pria ini mendapatkan tempat untuk berjualan di pasar. Lezatnya sate buatan Mak Syukur membuat usahanya laris, hingga akhirnya ia berhasil memiliki kedai.
Bahkan, tak lama kemudian kedainya di pasar kembali bertambah satu lagi. Meski sate Mak Syukur mulai menempati restoran di Jalan Sutan Syahrir Padang Panjang sejak 1993, kedai di pasar masih dipertahankan sampai sekarang. Restoran ini kini dikelola anak bungsu Mak Syukur, Syafril Syukur. Syafril merupakan anak keenam, sedangkan anak kedua mengelola cabang di Jakarta. Hingga kini pula, Syafril sendiri yang memasak sebelum dibagikan ke restoran dan kedai di pasar Padang Panjang.
Sampai sekarang, menurut Oyong yang tak lain adik ipar Syafril, rasanya tidak berubah. “Setiap hari kami memasak sate, kalau tidak habis dibuang. Tapi rata-rata setiap hari selalu habis. Biasanya kami butuh 50 kg daging per hari,” ujar Oyong sambil menambahkan, pihaknya tak pernah menyetok daging. Dalam sehari, sate Mak Syukur bisa menghabiskan 3 ribu tusuk sate pada hari biasa dan 5 ribu-6 ribu tusuk pada hari akhir pekan, dengan harga Rp22.000 per porsi.
Rumah makan ini bisa Anda kunjungi mulai pukul 09.30-21.00. Pada hari libur, biasanya selepas Magrib pun sate sudah habis. Kelezatan satenya membuat banyak pejabat negara dan artis datang untuk mencicipi, antara lain mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Sri Mulyani, Jusuf Kalla, sampai Ikang Fauzi, dan Bondan Winarno.


2.Teh Kawa Daun



Bila Anda lelah setelah menempuh perjalanan jauh, berhentilah di Teh Kawa Daun untuk nikmati wisata kuliner Padang Panjang. Suasana sejuk dan dingin langsung terasa ketika menjejakkan kaki di tempat yang terletak di dataran tinggi ini. Teh kawa daun yang satu ini berada di pinggir jalan raya Padang Panjang.
Teh kawa daun sendiri berarti teh daun kopi. Ya, daun kopi di sini dibuat minuman teh. Jangan membayangkan rasanya seperti minuman kopi, karena sama sekali tak ada aroma kopi saat diminum. Rasanya lebih mirip teh, dengan warna cokelat pekat dan encer. Menariknya, minuman teh kawa daun yang aslinya berasal dari Batu Sangkar ini disajikan dalam mangkuk batok kelapa yang telah dibelah dua.
Di bagian bawah batok diberi penyangga berupa potongan bambu berbentuk silinder, agar batok bisa seimbang dan minuman di dalamnya tidak tumpah. Ketika Anda memesan, dalam waktu singkat teh langsung disajikan di depan Anda dalam keadaan panas karena langsung diambilkan dari dalam panci yang airnya selalu mendidih. Anda bisa meminta tambahan susu, telur, atau sekadar teh saja tanpa campuran.

Sebagai pelengkap, Anda bisa memesan wisata kuliner Padang Panjang berupa lemang plus tape ketan hitam atau lemang plus durian agar lebih nikmat. Di warung Teh Kawa Daun ini, tersedia pula buah durian utuh yang bisa disantap untuk menemani teh. “Durian di sini sengaja dipilih yang berasal dari Gunung Rajo yang terkenal enaknya. Kalau rasanya tidak manis atau masih muda, boleh tukar,” ujar Adi Pakek (50), salah satu pegawai. Sambil menunggu pesanan datang, Anda bisa mengamati pembakaran lemang di samping tempat lesehan.
Warung milik Pangeran Sardi ini berdiri tahun 2011. “Ini minuman zaman dulu, tapi sekarang mulai dilupakan orang. Setelah kami coba, ternyata responsnya bagus,” imbuh Adi. Kawa Daun berarti daun kopi. Daunnya dikeringkan di atas bara api. Pengeringannya tergantung kemauan, bisa sehari atau setengah hari. Setelah itu, daun yang sudah kering direbus sehingga menjadi teh dan air teh disaring sebelum disajikan di mangkuk batok kelapa.
Untuk membuat teh telur, telur bebek dikocok lebih dulu. Setelah itu, teh dimasukkan ke dalam kocokan telur. Sedangkan membuat teh susu, susu kental manis berwarna putih dituang lebih dulu, setelah itu teh dan diaduk. Pemakaian batok kelapa sebagai tempat minum, menurut Adi, merupakan tradisi lama yang kini mulai dilupakan di Minang. “Sekarang mulai dibangkitkan lagi. Dulu banyak orang minum teh kawa daun ini, karena dipercaya berkhasiat menurunkan kolesterol dan gula darah.”

Kalau sedang ramai, dalam sehari warung ini bisa menghabiskan 100 bambu berisi lamang dan teh kawa daun sebanyak 200-300 batok kelapa. Harga lamang tergantung besar-kecilnya bambu, antara Rp25.000-45.000. Selain lamang biasa, ada pula lamang isi pisang. Sementara, untuk teh orisinal Rp3.000, teh susu Rp5.000, dan teh telur Rp8.000. “Banyak yang memesan telur karena penasaran ingin mencoba. Setelah itu banyak yang memesan lagi,” pungkas Adi.

3. Bubur Kampiun 



Gusni (53) sudah 20 tahun menjual bubur kampiun, yang dikenal sebagai wisata kuliner Padang Panjang. Ia mengawali pekerjaannya sebagai penjual bubur di pasar Padang Panjang. Namun, kala itu ia berjualan bubur di sebuah swalayan di pasar. Saat Ramadan, perempuan berbadan subur ini juga berjualan bubur dan sambal di pusat jajan yang dibuka menjelang buka puasa di pasar. “Sampai sekarang, menjelang berbuka tiap Ramadan kami masih berjualan di sana,” ujar Gusni.

Setelah usahanya makin maju, pada tahun 2003 ia membuka restoran padang Aie Barodin di pinggir jalan raya Padang Panjang-Bukittinggi Km 6 dan sambil tetap menjual bubur kampiun, hingga sekarang. Deretan jenis bubur bisa Anda temukan di sebelah kanan pintu masuk restoran. Bubur kampiun yang dipelajari Gusni dari ibunya terdiri dari kolak pisang, kolak ubi, kolak labu kuning, bubur ketan hitam, bubur delima, dan bubur candil. Semuanya dicampur dan dituangi santan serta gula anau atau gula aren cair.
“Bubur kami tidak menggunakan pemanis buatan. Kami menggunakan gula aren murni. Santannya pun diperas dengan tangan, bukan dengan mesin sehingga rasanya lebih gurih,” ujar Gusni menuturkan keunggulan bubur kampiun dibanding penjual lainnya. Pembeli juga bisa memesan hanya satu macam bubur saja. Ada pula nasi tuai atau ketan yang disiram kuah serabi. Lantaran tak menggunakan pengawet, bubur kampiun yang dibuat pada pagi hari hanya bisa bertahan sampai malam.

Kalau tidak habis, bubur kampiun akan dibuang atau dibagikan ke anak yatim di sekitar rumah makan. Bubur kampiun, menurutnya, biasanya disantap pagi hari. Namun, siang hari pun banyak peminatnya, tak jarang sambil ditambah es batu agar terasa lebih segar. “Pukul 10.00-14.00, bubur kami masih panas di bagian bawahnya karena tidak diaduk,” jelas Gusni yang kini dibantu anaknya berjualan bubur kampiun.
Rasanya gurih dan manisnya yang pas membuat banyak orang kembali lagi untuk mencicipi bubur kampiun. Bahkan, para perantau pun tak jarang menyempatkan diri mampir ke rumah makan Gusni untuk merasakan kembali lezatnya bubur kampiun buatannya. “Dari luar daerah juga banyak, terutama orang Jakarta. Kalau di Jakarta, bertemu bubur kampiun biasanya hanya pada bulan puasa, di sini bisa setiap hari,” tuturnya.
Ia menambahkan, gubernur, kapolda, pejabat, dan artis pun sering menyantap bubur kampiun buatannya yang dikenal sebagai wisata kuliner Padang Panjang ini. Pada hari biasa, Gusni menghabiskan 500 mangkuk bubur, sedangkan pada akhir pekan bisa sampai 750 mangkuk. Satu porsi harganya Rp10.000. Belum lagi, pesanan yang datang untuk acara rapat atau pesta seperti pernikahan.

Sumber : Tabloidnova


Rabu, 16 Maret 2016

Letak Geografis Padang Panjang


Luas wilayah Kota Padangpanjang adalah 2.300 Ha  atau sekitar 0.05% dari luas Propinsi Sumatera Barat. Secara geografis Padangpanjang terletak antara 1000 20 ‘ dan  1000 27‘ Bujur Timur serta 00 27‘ dan 00 30‘ Lintang Selatan. Secara detail batas-batas Kotapadang Panjang adalah: sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan X Koto; sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Batipuh; sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan X Koto; sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan X Koto
Kota Padang Panjang memiliki luas ±23,00 km2 setara dengan ±2.300 Ha (Data BPS) dan ± 2.973,54  Ha (Data Peta RTRW), yang mencakup 2 kecamatan yaitu Kecamatan Padangpanjang Barat dan Kecamatan Padangpanjang Timur di mana masing-masing terdiri dari 8 (delapan) kelurahan.
Kota Padangpanjang berada di daerah ketinggian yang terletak antara 650 sampai 850 meter di atas permukaan laut, berada pada kawasan pegunungan yang berhawa sejuk dengan suhu udara maksimum 26.1 °C dan minimum 21.8 °C, dengan curah hujan yang cukup tinggi dengan rata-rata 3.295 mm/tahun. Di bagian utara dan agak ke barat berjejer tiga gunung: Gunung Marapi, Gunung Singgalang dan Gunung Tandikat.
Diapit gunung-gunung tinggi, membuat Kota Padangpanjang berudara sejuk. Suhu udara rata-rata adalah 22,700 C dengan kelembaban udara 87,80. Adapun untuk penyinaran matahari rata-rata adalah 45,70% dengan kecepatan angin rata-rata 4,30 knot dan tingkat penguapan rata-rata 3,10 mm.
Secara topografi Kota Padangpanjang berada pada dataran tinggi yang bergelombang, di mana sekitar 20,17 % dari keseluruhan wilayahnya merupakan kawasan relatif landai (kemiringan di bawah 15 %), sedangkan selebihnya merupakan kawasan miring, curam dan perbukitan, serta sering terjadi longsor akibat struktur tanah yang labil dan curah hujan yang cukup tinggi. Namun pada kawasan yang landai di kota ini merupakan tanah jenis andosol yang subur dan sangat baik untuk pertanian.
Kota Padang Panjang terletak pada ketinggian berkisar antara 550-900 meter di atas permukaan laut. Berdasarkan peta kemiringan lahannya, maka dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Kemiringan lahan 0-2%terdapat di bagian barat dan tengah Kota Padang Panjang dengan luas sekitar 66,49 Ha atau 2,30% dari seluruh luas wilayah Kota Padang Panjang.
2. Kemiringan lahan 2-15%membentang dari barat ke timur di bagian tengah Kota Padang Panjang dengan luas sekitar 479,70 Ha atau 16,13% dari seluruh luas wilayah Kota Padang Panjang.
3. Kemiringan Lahan 15-40% membentang dari barat ke timur dengan luas sekitar 1.072,31 Ha atau 36,06% dari seluruh wilayah Kota Padang Panjang.
4. Kemiringan Lahan >40% membentang dari utara ke selatan dengan Luas lahan sekitar 1.353, 04 Ha atau 45,50% dari seluruh wilayah Kota Padang Panjang.
Hasil Kajian Penilaian Resiko Bencana Gempa Bumi dan Bahaya Gunung Berapi di Kota Padang Panjang tahun 2006 (Pusat Survei Geologi dan Bappeda Kota Padang Panjang), maka secara umum formasi Geologi Kota Padang Panjang terdiri dari batuan malihan (± 1.362,77 Ha), batuan tufaan aliran piroklastik (± 911,87 Ha), batuan tufaan (± 455,99 Ha), dan lahar II (± 69,48 Ha). Kemudian dari struktur geologinya terdapat satu sesar aktif yang melewati Kota Padang Panjang yaitu sesar Bukit Jarat dan satu lagi berdekatan dengan Kota Padang Panjang (pada bagian timur) yaitu Sesar Sumatera.
Berdasarkan peta tanah Kota Padang Panjang (BPN Kota Padang Panjang, 2006), maka wilayah Kota Padang Panjang tersusun oleh 2 (dua) jenis tanah yaitu jenis tanah andosol dan jenis tanah podsolik. Karakteristik jenis tanah dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Andosol : merupakan jenis tanah dengan sifat fisik yang sangat baik untuk pertumbuhan tanaman, dikenal merupakan tanah nomor satu untuk produksi pertanian. Tanah ini merupakan hasil pelapukan bahan vulkanik termasuk vulkanik, di wilayah Kota Padang Panjang. Jenis tanah ini hasil pelapukan tufa volkanik termasuk volkanik muda. Kedalaman efektif tanah sangat dalam (>90 cm), tekstur pasir berlempeng, lempung dan lempung berpasir, struktur lemah, konsistensi rendah sampai sedang. Jenis tanah andosol memiliki drainase yang baik (tidak pernah tergenang), kepekaan terhadap erosi atau erodilbilitas tanah sedang sampai tinggi. Jenis tanah ini mempunyai morfologi pendataran dan bergelombang dengan lereng <40%. Luas jenis tanah andosol ini di Kota Padang Panjang adalah 2.098,51 Ha
2. Podsolik : merupakan jenis tanah yang terbentuk dari batuan karbonat, membentuk morfologi perbukitan dengan lereng >40%, sebagian kecil mempunyai lereng 15-40%. Kedalaman efektif tanah 30 sampai 60 cm sampai lebih dari 90 cm, di lereng utara terdapat tanah dengan kedalaman efektif <30cm. Tekstur liat, liat berlempung dan liat lempung berpasir, struktur pejal, konsistensi tinggi. Jenis tanah podsolik mempunyai drainase baik (tidak pernah tergenang) dan mempunyai kepekaaan erosi tinggi. Luas jenis tanah podsolik ini di Kota Padang Panjang adalah 875,03 Ha
Secara regional (konteks provinsi), Kota padang panjang termasuk dalam 2 wilayah sungai (WS) yaitu WS Akuaman pada bagian barat dan WS Indragiri pada bagian timur. Adapun secara lokal, terbagi atas 4 daerah aliran sungai (DAS) meliputi :
1. DAS Batang Anai berlokasi dibagian barat membentang dari utara-selatan dengan arah aliran dominan dari utara ke selatan dengan luas  376,23 Ha.
2. DAS Sungai Andok berlokasi dibagian tengah (barat) membentang dari utara-selatan dengan arah aliran dari utara ke selatan dengan luas  935,83 Ha.
3. DAS Batang Rupit berlokasi dibagian tengah membentang dari utara-selatan dengan arah aliran dari utara ke selatan dengan luas ± 942,98 Ha.
4. DAS Batang Sikakeh berlokasi di bagian timur membentang dari utara-selatan dengan arah aliran dari utara ke selatan dengan luas ± 545,07 Ha.
sumber : Padangpanjang

Lambang Kota Padang Panjang

logo pemko
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor  6 Tahun 2002 telah ditetapkan Bentuk dan Lambang Daerah Kota Padangpanjang beserta makna dan artinya sebagai berikut :           
Lambang daerah mempunyai arti sebagai berikut:
Arti Bentuk dan Lukisan
1. Perisai bersegi lima dengan tiga warna melambangkan perjuangan dan perlindungan yang dilandaskan pada Pancasila serta dijiwai oleh Budaya Minangkabau :
2. Tulisan PADANGPANJANG menunjukkan Padangpanjang sebagai Daerah Otonom.
3. Lukisan Bintang bersegi lima melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
4. Lukisan tiga buah gunung melambangkan bahwa Kota Padangpanjang dilingkungi oleh tiga buah gunung.
5. Lukisan Garis Putih melambangkan Padangpanjang sering diselimuti awan
6. Lukisan rumah gadang melambangkan bahwa Padangpanjang adalah suatu kota yang menjunjung tinggi kehidupan bermusyawarah dan mufakat dengan landasan Adat Bersandi Syarak, Syarak Bersandi Kitabullah.
7. Lukisan mesjid melambangkan kehidupan masyarakat Padangpanjang yang bernuansa Islami
8. Lukisan kitab terkembang melambangkan bahwa Kota Padangpanjang adalah Kota Pendidikan.
9. Lukisan setangkai padi dan kapas melambangkan proklamasi kemerdekaan tujuh belas bulan delapan dan kemakmuran
10.Tulisan Kota Serambi Mekkah melambangkan julukan Padangpanjang dengan ciri khas Islami.
11.Lukisan pita dengan warna merah putih melambangkan Padangpanjang bagian dari Negara Kasatuan Republik Indonesia dan sebagai Kota Perjuangan.
Arti Warna
1. Hitam melambangkan kepemimpinan dari Ninik Mamak/Penghulu yang tahan uji/tahan tempa serta ulet dan tabah
2. Kuning Emas melambangkan Keagungan /Kemulian Terhadap kebenaran suatu nilai budaya
3. Merah melambangkan suatu ke beranian dan kegigihan bagi pengemban amanah untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab yang di percayakan .
4. Biru Langit melambangkan kedalaman budi pekerti dari masyarakat yang menjunjung tinggi falsafah adat basandi syarak, syarak basandi kitabbulah.
5. Hijau melambangkan kesejukan dan kedamaian dalam tantanan kehidupan masyarakat
6. Putih melambangkan kesucian dalam kehidupan beragama
7. Coklat melambangkan kesuburan tanah yang dimiliki Kota Padang Panjang.
sumber : Padangpanjang

Sejarah Kota Padang Panjang


“Padang Panjang adalah kota yang berbahagia,” demikian tulis Ali Akbar Navis, pengarang Robohnya Surau Kami yang fenomenal itu. Di sana ada batu kapur yang memberi hidup, ada sawah, ada sungai yang memberi hidup, ada rel kereta yang memberi hidup “walau kadang orang mati juga dilindasnya,” kata Navis lagi.
Kota kecil di kaki gunung-gunung raksasa—ada Singgalang di Barat, ada Marapi di Timurnya, ada Tandikek agak ke barat daya. Kota dengan curah  hujan yang tinggi  sehingga dinamakan Kota Hujan. “We wonen hier in een regennest, Meneer!” kata seorang pelancong Belanda pada akhir abad    ke-19 yang pernah berkunjung ke kota ini.

Sejarah Lahirnya Kota Padang Panjang
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, untuk menjalankan roda pemerintahan, Padang Panjang dijadikan suatu kewedanaan yang wilayahnya meliputi Padang Panjang, Batipuh dan X Koto yang berkedudukan di Padang Panjang.
Pada masa agresi militer Belanda, Kota Padangpanjang pernah menjadi pusat pemerintahan sementara Sumatera Tengah setelah Kota Padang dikuasai Belanda pada pada tahun 1947.
Berdasarkan Ketetapan Ketua PDRI tanggal 1 Januari 1950 tentang Pembagian Propinsi juga sekaligus ditetapkan pula pembagian Kabupaten dan Kota antara lain Bapituh dan X Koto kedalam wilayah Kabupaten Tanah Datar, sehingga Padang Panjang hanya merupakan tempat kedudukan Wedana yang mengkoordinir Kecamatan X Koto.
Kemudian berdasarkan UU No. 8 tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kota Kecil di lingkungan Propinsi Sumatera Tengah, maka lahir secara resmi Kota Kecil Padang Panjang.
Kota Padangpanjang sebagai pemerintahan daerah terbentuk pada tanggal 23 Maret 1956. Selanjutnya, barulah setahun kemudian, berdasarkan Undang-undang nomor 1 tahun 1957, status kota ini sejajar dengan daerah kabupaten dan kota lainnya di Indonesia.
Pada  tahun  1957 dilantik Walikota pertama dan sebagai Daerah Otonom sesuai Peraturan Daerah Nomor 34/K/DPRD-1957 dibentuk 4 (empat) Resort, dan  dimana masing-masing Resort dengan Keputusan DPRD Peralihan Kota Praja Nomor 12/K/DPRD-PP/57 membawahi 4 jorong sebagai berikut :
1. Resort Gunung membawahi Jorong :
    a. Ganting
    b. Sigando
    c. Ekor Lubuk
    d. Ngalau
2. Resort Lareh Nan Panjang membawahi Jorong :
    a. Balai-balai
    b. Guguk Malintang
    c. Koto Panjang
    d. Koto Katiak
3. Resort Pasar membawahi Jorong :
    a. Pasar Baru
    b. Silaing Atas
    c. Tanah Hitam
    d. Balai-Balai
4. Resort Bukit Surungan membawahi Jorong :
    a. Silaing Bawah
    b. Pasar Usang
    c. Kampung Manggis
    d. Bukit Surungan
Kemudian berdasarkan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1965 istilah kota praja diganti menjadi kotamadya dan berdasarkan peraturan menteri nomor 44 tahun 1980 dan peraturan pemerintah nomor 16 tahun 1982 tentang susunan dan tata kerja pemerintahan kelurahan, maka resort diganti menjadi kecamatan dan jorong diganti menjadi kelurahan dan berdasarkan peraturan pemerintah nomor 13 tahun 1982 Kota Padangpanjang dibagi atas dua kecamatan yakni Kecamatan Padang Panjang Barat dan Kecamatan Padang Panjang Timur, dengan secara keseluruhan 16 kelurahan.
Kemudian dalam rangka Pembinaan Kehidupan Nagari sebagai kesatuan masyarakat Hukum Adat, maka berdasarkan Mubes. LKAAM tahun 1966 di Kota Padang Panjang terdapat 3 KAN, yaitu:
- KAN.Gunung
- KAN. Bukit Surungan
- KAN. Lareh Nan Panjang
Sedangkan Resort Pasar, karena sebagian besar penduduknya pendatang tidak dibentuk KAN.
Penetapan Hari Jadi Kota Padang Panjang
Hari Jadi Kota Padangpanjang yang selama ini diperingati tanggal 23 Maret setiap tahunnya, sesuai dengan tanggal pengundangan dari Undang-undang Nomor 8 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kota Kecil dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah, ternyata masih banyak masyarakat / warga Kota Padang Panjang yang belum dapat menerima atau mengakui Hari Jadi dimaksud. Hal ini disebabkan karena dalam sejarah perkembangannya, Padang Panjang sebetulnya sudah ada sejak beberapa ratus tahun yang lalu.
Terhadap penetapan Hari Jadi Kota Padangpanjang tersebut di atas, beberapa tahun terakhir ini masyarakat / warga Kota Padang Panjang mengusulkan kepada Pemerintah Kota Padangpanjang untuk meninjau kembali melalui suatu kajian sejarah yang melibatkan Tokoh Masyarakat, Sejarawan atau kalangan Akademisi serta Stake Holders lainnya di lingkungan Pemerintah Kota Padangpanjang. Atas usul masyarakat inilah Pemerintah Kota Padangpanjang pada tahun 2002 yang lalu membentuk Badan Kajian Sejarah dan Perjuangan Bangsa (BKSPB) Kota Padangpanjang yang ditetapkan dengan Keputusan Walikota Padangpanjang Nomor 227 Tahun 2002 yang antara lain bertugas meninjau dan mengkaji ulang Hari Jadi Kota Padangpanjang berdasarkan sejarah atau historis dan perkembangan yang telah ada beberapa ratus tahun yang lalu.
Hasi kegiatan BKSPB Kota Padangpanjang terhadap Hari Jadi Kota Padangpanjang dimaksud sesuai dengan tahapannya telah disempurnakan melalui Kegiatan Seminar Sehari yang diadakan pada tanggal 12 Maret 2003. Pada saat itu disepakati bahwa penetapan Hari Jadi Kota Padangpanjang adalah tanggal 1 Desember 1790, dan untuk pertama kalinya diperingati pada tanggal 1 Desember 2004 dan dilanjutkan pada tahun-tahun berikutnya. Untuk lebih menguatkan legalitas atau dasar hukum dari penetapan Hari Jadi Kota Padangpanjang tanggal 1 Desember 1790 ditetapkan dengan suatu Peraturan Daerah yaitu Peraturan Daerah Kota Padangpanjang Nomor 17 Tahun 2004 tentang Penetapan Hari Jadi Kota Padang Panjang.
Sumber : Padangpanjang